Senin 7/3 menggelar aksi Damai di Pelabuhan Perikanan Aertembaga, Koordinator Demo Basmi Said dan orator Iten Kojongian,Rudi Walukow, juga aktifis Kota Bitung Berty Lumempouw menyuarakan Moratorium 14 November 2014 yang sangat merugikan para Usaha Pengelola Ikan yang terdiri dari Perusahaan Penangkapan, Pabrik pengelola dan Buruh Pabrik.
Sebelum diberlakukan Moratorium
data terakhir Desember 2014 pasokan ikan 50,6% / hari dari kapasitas terpasang
setelah moratorium, tahun 2015 pasokan ikan 18,6% dan tahun 2016 lebih anjlok
penurunannya 6,7%.
Dampak Moratorium berpengaruh besar
dengan banyak buruh di rumahkan akibat pasokan ikan tidak ada lagi sehingga
Pabrik tidak mampu membayar upah Buruh. Bitung yang di disain menjadi Control
Industri perikanan Indonesia Timur terpuruk karena PERMEN 56,57.
Transhipmen yang adalah bagian dari PERMEN 57, sebenarnya membantu dalam Keamanan ABK dan bukan semata- mata alat angkut tapi bisa mendorong suplai ikan yang di dapat nelayan pesisir dari pulau ke pulau terlebih ke Kota Bitung.
Transhipmen yang adalah bagian dari PERMEN 57, sebenarnya membantu dalam Keamanan ABK dan bukan semata- mata alat angkut tapi bisa mendorong suplai ikan yang di dapat nelayan pesisir dari pulau ke pulau terlebih ke Kota Bitung.
Iten Kojongian yang salah satu Orator aksi damai menyampaikan agar supaya Pemerintah bisa mengizinkan kembali Kapal Eks Asing juga Buatan Indonesia yang nota bene ber Bendera Indonesia untuk bisa melaut kembali dan jangan di persulit dalam pengurusan Izin, Kenaikan PHP harus sewajarnya dan Pemerintah juga segera mengambil sikap dengan Moratorium yang sudah habis waktu.
Untuk Ilegal Fishing, seharusnya Pemerintah tidak menyalahkan para Pelaku Usaha Pengelola Ikan tapi 7 Instansi pengawasan Perikanan yang mendapat dana Operasional dari Pemerintah tapi tidak melaksanakan tugas dengan baik karena banyak Kapal pengawasan yang nongkrong, ujar Iten mengakhiri wawancara dengan Awak media BA.
Aksi Damai ini juga di dukung oleh Ketua DPD HNSI Provinsi Sulawesi Utara, Hein Kojongian SE bersama para pengurus HNSI. (lidya)